Kamis, 01 Desember 2011

Sosiologi Terapan "Masalah-masalah Sosial"

A.Pengertian Masalah Sosial
Banyak para ahli khususnya ahli sosiologi yang telah mencoba untuk mendefinisikan masalah-masalah social, yang pada dasarnya mengarahkan perhatiannya pada kondisi ketidakseimbangan perilaku, moral, dan nilai-nilai social. Hal ini diartikan sebagai suatu kehidupan masyarakat yang sebelumnya normal menjadi terganggu, sebagai akibat dari perubahan pada unsur-unsur dan kepentingan manusia dalam masyarakat.
Ada beberapa ahli yang mempunyai pendirian bahwa masalah-masalah social pertama kali muncul oleh karena adanya pandangan yang bersifat normative dan finalist ; seperti plato, Aristoleles dan kemudian Hebbess, Spinoza, dan lain-lain. Dalam setiap usaha manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya senantiasa tidaak lepas dari dari benturan-benturan antara nilai, norma-norma social dengan keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber kebutuhan yang diperebutkan. Jika nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu waktu mengalami perubahan, dimana anggota-anggota masyarakat merasa terganggu atau tidak lagi dapat memenuhi kebudayaan tadi, maka timbul gejala-gejala social yang meresahkan masyarakat yang disebut dengan masalah social.
Dalam masa perubahan masyarakat, banyak sekali timbul masalah social, yang mengakibatkan perubahan-perubahan pula terhadap nilai-nilai kemasyarakatan lama yang dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntunan zaman. Ada yang menganggap masalah social itu berupa keresahan masyarakat yang disebabkan oleh gejala-gejala kejahatan;ada pula yang mengatakan masalah social itu identik dengan kemiskinan, perceraian, dan bentuk-bentuk pelanggaran hukum lainnya.
4 sumber timbulnya masalah social menurut Horald A. Phelps
1.      Yang berasal dari factor-faktor ekonomis, antara lain termasuk kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
2.      Yang berasal dari factor-faktor biologis, antara lain meliputi penyakit-penyakit jasmaniah dan cacat.
3.      Yang disebabkan oleh factor-faktor psikologis, seperti sakit-sakit saraf, jiwa, lemah ingatan, sawan mabuk alcohol, sukar menyesuaikan diri, bunuh diri, dan lain-lain.
4.      Yang berasal dari factor-faktor kebudayaan, seperti masalah-masalah umur tua, tidak punya tempat kediaman, janda, perceraian, kejahatan dan kenakalan anak-anak muda, perselisihan-perselisihan agama, suku dan ras.

B. Pandangan Sosiologis terhadap Masalah Sosial

1.Secara sosiologis masalah social itu timbul karena manusia tidak mampu menyesuaikan diri dengan kenyataan social yang senantiasa berubah.
2. Sosiologi yang pada prinsipnya menyoroti masalah social sebagai kajian terhadap gejala-gejala kemasyarakatan, sekalius aspek tata kelakuan manusia yang dianggap sebagai sumber utama timbulnya masalah-masalah social. Dalam hal ini sosiologi mempunyai ukuran-ukuran tertentu dalam rangka mengetahui latar belakang timbulnya masalah social, disamping itu untuk memprediksi berbagai akibatnya bagi kehidupan masyarakat. Salah satu usaha yang dilakukan sosiologi adalah meneliti atau mencari sebab-sebab timbulnya masalah-masalah sosiologi tersebut; sosiologi tidak menekankan kegiatannya pada pemecahan masalah atau jalan keluar dari masalah-masalah social dalam masyarakat tersebut.
3. Sosiologi meneliti masalah-masalah social kedalam masyarakatdengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyarakat.
4. Sosiologi mengutamakan kemampuan untuk memperlihatkan fakta sebagaimana adanya yang kemudian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pemecahan masalah bagi kalangan pekerja social (social work).
5. Sosiologi memandang usaha-usaha untuk mengatasi masalah social hanya mungkin berhasil apabila didasarkan pada fakta dan latar belakangnya.

MASALAH KEPENDUDUKAN
Pada dasarnya masalah kependudukan merupakan suatu sumber masalah social yang penting, oleh karena pertambahan penduduk dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembangunan, terutama jika pertambahannya tersebut tidak terkontrol secara efektif. Masalah social sebagai akibat pertambahan penduduk tidak hanya dirasakan oleh masyarakat-masyarakat pada daerah-daerah tertentu saja, melainkan dirasakan pula oleh masyarakat secara menyeluruh dalam suatu Negara. Akibat pertambahan penduduk biasanya ditandai oleh kondisi yang serba tidak merata, terutama mengenai sumber-sumber penghidupan masyarakat yang semakin terbatas. Untuk Negara-negara tertentu seperti Indonesia misalnya, telah melakukan berbagai usaha dalam rangka pengaturan pertambahan jumlah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara menyeluruh. Kecuali itu juga dilakukan program Transmigrasi, yang dimaksudkan sebagai usaha pemerataan atau keserasian jumlah penduduk di seluruh wilayah tertentu.

STUDI KEPENDUDUKAN
Studi kependudukan (population studies) lebih luas dari kajian demografi murni, karena didalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah, factor-faktor non-demografis ikut dilibatkan, misalnya di dalam memahami trend fertilitas di suatu daeraha tersebut. Pada masyarakat patrinial di mana tiap keluargamendambakan anak laki-laki, maka besarnya jumlah anak tergantung pada sudah ada tidaknya anak laki-laki pada keluarga tersebut. Jadi untuk mengetahui perkembangan penduduk di suatu daerah perlu diketahui factor-faktor determinan yang tidak hanya berasal dari factor demografi tetapi juga berasal dari factor non-demografi.

Contoh Analisis Demografi Formal dan Studi Kependudukan Berdasarkan Jenis Variabel Pengaruh dan Variabel Terpengaruh

Tipe Studi
Variabel Pengaruh
Variabel Terpengaruh
Demografi Formal
Variabel Demografi:
-          Komposisi Umur
-          Tingkat Kelahiran
Variabel Demografi:
-          Tingkat Kelahiran
-          Komposisi Umur

Studi Kependudukan (contoh tipe I)
Variabel Non-Demografi
-          Factor sosiologi,missal: klas social.
-          Factor Ekonomi,misal: kesempatan ekonomi
Variabel Demografi
-          Migrasi Keluar
Studi pendudukan (contoh Tipe II)
Variabel  Demografi
-          Tingkat Kelahiran
-          Migrasi Masuk
-          Tingkat Kelahiran
Variabel Non-Demografi
-          Kebutuhan Pangan
-          Kemiskinan
-          Pertumbuhan Ekonomi
       
Sumber: Kemmeyer, Kenneth CW., 1971

TEORI KEPENDUDUKAN
1.      Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi
a.      John Stuart Mill
b.      Arsene Dumont
c.       Emile Durkheim
d.      Michael Thomas Sadler dan Doubleday

2.      Pembangunan : Kemiskinan dunia ke-3
3.      Modernisasi
4.      Fungsionalisme
5.      Populasi
6.      Strukturalisme
7.      Pertukaran
8.      Perubahan social

Sumber
1.      Demografi umum karya Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D
2.      SOSIOLOGI SKEMATIKA, TEORI, DAN PENERAPAN karya Abdulsyani
3.      ILMU DASAR SOSIAL karya Drs. H.Abu Ahmadi, dkk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar